Sejarah Bekam

Praktek bekam adalah praktek pengobatan penyakit yang sudah ada sejak ribuan tahun silam. Orang yang rutin melakukan bekam diyakini akan sembuh dari berbagai penyakit. Bekam adalah metode pengobatan kuno yang sudah dipakai sejak zaman Yunani Kuno dan disebutkan dalam catatan medis Sanskerta ribuan tahun lalu. Bekam juga dipakai oleh ilmuwan kedoketeran Ibnu Sina.  Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun mengungkapkan: “Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena cairan-cairan tubuh kurang aktif bergerak dan tidak normal, dan tidak diakhir bulan karena bisa jadi cairan-cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena itu diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai puncak penambahannya karena bertambahnya cahaya di bulan”. Pada zaman China kuno seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk hewan untuk membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru . Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al ‘alaq) sebagai alat untuk bekam (dikenal dengan istilah Leech Therapy) dan masih dipraktekkan sampai dengan sekarang. Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) mempopulerkan cara pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya. Dalam melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup banyak, sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang Romawi, Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan dan khasiatnya. Di Eropa, praktek bekam dilarang sejak akhir abad ke-19 karena menurut dokter pasien-pasien yang dibekam menjadi lebih lemah dan mudah terkena infeksi. Risiko infeksi bisa timbul karena alat-alat yang digunakan tidak higienis. Di India, praktek bekam bisa ditemui di pinggir-pinggir jalan daerah Delhi. Pasien diharuskan berdiri dan berjemur di bawah sinar matahari selama 1,5 jam supaya aliran darah lebih lancar.  Kemudian pasien, masih dalam posisi berdiri, dililit tali mulai dari bagian pinggang sampai kaki, kemudian dilakukan sayatan menggunakan silet.   Salah satu pemilik praktik bekam ala India tersebut adalah Hakim Ghyas. Setiap harinya ia melayani ratusan pasien. Pria berusia 79 tahun itu mengklaim teknik bekam yang dilakukannya bisa mengobati hampir semua jenis penyakit artritis, penyakit jantung, bahkan kanker darah stadium awal. Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Ghyas mengatakan praktek pengobatan yang dilakukannya itu memungut bayaran secara sukarela karena kebanyakan pasien adalah orang miskin. Untuk membiayai kehidupannya sehari-hari, Ghyas mengandalkan pada gaji anak laki-lakinya yang bekerja sebagai penjaga toko, sementara anaknya yang lain mengikuti jejaknya dan membantu praktek bekam.

0 komentar:

Posting Komentar

Jika anda merasa postingan saya bermanfaat, silahkan bagikan atau tinggalkan komentar anda dibawah ini.... Terimakasih!