Terapi Bekam Menurut Penelitian Medis

Manfaat bekam ternyata telah diteliti oleh kalangan medis. Tetapi menurut kajian medis manfaat dan cara kerja bekam tidak berkaitan dengan darah kotor atau “mengelurkan angin” seperti dianalogikan oleh masyarakat non medis. Menurut dunia medis “darah kotor” atau racun dalam darah tidak dapat hanya dibuang dengan mengeluarkan hanya sebagian kecil dalam darah seperti yang dilakukan saat bekam. Padahal racun dalam darah beredar di seluruh tubuh. Sebenarnya sevcara alamiah fungsi detoksifikasi atau pengeluaran racun dapat dilakukan oleh organ ginjal dan hati. Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang berfungsi sebagai alat ekskresi atau pengeluaran racun. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Ginjal adalah organyang berfungsi menyaring kotoran (terutama urea)dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Semua darah yang beredar dalam tubuh manusia akan melalui 2 organ besar tersebut yang dapat dilakukan penyarigan racun dan dikeluarkan oleh tubuh. Bila hati atau ginjal rusak maka penyaringan racun tersebut dilakukan dengan memakai alat hemodialisis atau cuci ginjal. Terapi alternatif ini telah dilakukan penelitian oleh beberapa peneliti diantaranya oleh Saad A Al Saedi. Dr. Saad A. AL-Saedi dari Medicine College, Departement Pediatric telah melaporkan penelitiannya dlam sebiah jurnal yang berjudul , Molecular Aspects of Cupping Therapy: Relationship to Immune Functions in Patients with Chronic HCV Infection (Phase two). Peneliti tersebut mengamati terapi bekam berkaitan dengan fungsi Imun iB pasien Artikel Baru infeksi HepatitisC Kronik. Penelitian tersebut membandingkan pasien HCV yang menjalani cupping (bekam) dengan kelompok kobtrol degan mengamati (sel darah putih) CBC, fungsi hati dan respon imun. Efek respon imun pengobatan bekam diamati pada MDA, IL–1ß, dan cAMP. Hasil penelitian ini menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam enzim hati (ALT yaitu) setelah dilakukan bekam berulang, dan juga dalam mengurangi MDA radikal bebas serta cAMP, yang keduanya dicurigai perubahan hati patologis yang menyertai infeksi HCV. Di sisi lain, hasil penelitian menunjukkan efek cuppping pada peningkatan IL–1ß yang memicu kaskade imunostimulasi sekunder untuk radang, dengan mengaktifkan T–limfosit dan sel-B bersama dengan mengaktifkan molekul adhesi dan sitokin lain. Hasil menunjukkan juga terus meningkatkan jumlah trombosit pada cupping diulang. Meskipun tidak ada perubahan signifikan pada jumlah WBC diamati, jumlah limfosit meningkat bahkan di atas tingkat kontrol, yang mungkin mencerminkan sistem kekebalan tubuh ditingkatkan sekunder pengurangan diamati dalam viral load. Bekam juga meningkat kadar hemoglobin sekitar nilai kontrol. Tindakan terapi cupping juga dikaitkan dengan penurunan yang signifikan dalam viral load RNA HCV menggunakan teknik PCR. Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam respon kekebalan setelah bekam berulang dan kemudian penurunan yang signifikan dalam replikasi virus dalam sampel darah yang diambil dari pasien-pasien ini. Dr. Wadda’ A. Umar mengungkapkan teori kedokteran bahwa saat pembekaman pada titik bekam, maka akan terjadi kerusakan mast cell dan lain-lain pada kulit, jaringan bawah kulit ( sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa mediator seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, corticotrophin dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai e fek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel. Penelitian lain menunjukkan bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spinothalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsang lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri. Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat dari metode bekam. Salah satunya adalah yang dilakukan terhadap 60 orang gemuk yang rutin melakukan bekam. Ternyata bekam bisa menurunkan tekanan darah dan kolesterol jahat, serta meningkatkan kadar kolesterol baik. Hasil studi yang dimuat dalam BMC Medicine tersebut cukup mengejutkan. Studi lain yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association juga menyebutkan orang yang mendonasikan darahnya setiap 6 bulan sekali lebih jarang terkena serangan jantung dan stroke. Para ahli menduga manfaat kesehatan tersebut karena kadar zat besi dalam darah berkurang. Kadar zat besi yang tinggi terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Terapi sedot darah menggunakan lintah yang sempat populer di Inggris juga diklaim bisa mengurangi rasa nyeri lutut akibat artritis. Penelitian lain menyebutkan nyeri saraf akibat penyakit herpes bisa berkurang setelah sedot lintah. Jong In Kim peneliti lain mengamati terapi basah–cupping untuk nyeri punggung bawah yang non spesifik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa basah–cupping mungkin memiliki efek potensial untuk mengurangi rasa sakit saat berhubungan dengan PNSLBP. Namun penelitian tersebut masih belum secara tegas dapat menyimpulkan efek terapi basah–cupping adalah intervensi yang berarti bagi perbaikan fungsional dari PNSLBP. Meski bukan berdasarkan penelitian medis, Thomas W. Anderson (1985) juga mempublikasikan  buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Method atau 100 Penyakit yang Dapat Diobati dengan Bekam. Diungkapkan dalam buku tersebut beberapa penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke, parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah (leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistim imun (SLE, HI V),infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll). Baca juga Manfaat Terapi Bekam Menurut Perpektif Medis Cara melakukan Bekam Dizaman Moderen Secara Aman Sejarah Bekam

Cara melakukan Bekam Dizaman Moderen Secara Aman:

Cara melakukan Bekam Dizaman Moderen Secara Aman:

  1. Mempersiapkan semua peralatan yang sudah disterilkan
  2. Mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan seperti betadine
  3. Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas” bekam, kekuatan penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda. Lama penghisapan selama 5 menit, tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai Anestesi (pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan dan jangan melakukan penghisapan lebih dari 4 titik bekam sekaligus
  4. Dengan menggunakan jarum Akupuntur kemudian dilakukan penusukan pada bagian luar kulit yang dalamnya tidak lebih dari 1 mili diseputar lingkaran hasil kop sebanyak 4 hingga 6 tusukan. Setelah ditusuk, kulit tidak mengeluarkan darah, namun setelah dilakukan kop kembali barulah kulit mengeluarkan darah yang berwarna kehitam-hitaman.
  5. Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah kotor” mengalir di dalam kop selama 5 menit.
  6. Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika perlu bisa lakukan penghisapan ulang seperti tadi. Tidak boleh dilakukan pengulangan penusukan.
  7. Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus sauda yang steril. Umumnya bekas bekam akan hilang setelah 2-5 hari.
  8. Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits, selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Beberapa ahli bekam juga menggunakan titik akupuntur untuk dilakukan pembekaman sedangkan yang lainnya menggunakan pendekatan anatomi organ tubuh dan patofisiologis suatu penyakit.
  9. Bagian tubuh yang dibekam diantaranya adalah Titik di kepala (Ummu Mughits, Qomahduwah, Yafukh, Hammah, dzuqn, udzun), Leher dan punggung (Kaahil, al-akhda’ain, alkatifain, naqroh,munkib), kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’).
Baca juga Manfaat Terapi Bekam Menurut Perpektif Medis Sejarah Bekam

Sejarah Pijat

Dalam buku terapi pijat Jordy Becker, pijat atau massage berasal dari Arab yaitu Mash (menekan dengan lembut). Ada juga yang mengatakan massage berasal dari bahasa China, massein yang berati menggosok. Massage juga dianggap berasal dari bahasa Perancis, mosser yang berati meremas. Sejarah mencatat bahwa sebenarnya pijat sendiri adalah aktivitas tertua yang dilakukan manusia untuk mengatasi stres dan lelah. Dikutip dari berbagai sumber, merunut sejarah, beberapa negara ternyata memiliki catatan sejarah yang tua dan panjang tentang pijat. Di Mesir, catatan gambar dinding tentang pijat ditemukan di dinding makam seorang dukun di Saggara Mesir pada 2330 Sebelum Masehi. China, negara yang populer dengan pengobatan ini pun memiliki catatan terapi pengobatan lewat pijat sejak dinasti Kaisar Kuning atau Huangdi (2697-2597 Sebelum Masehi). Sumber lain mengungkapkan bahwa pijat sudah tertulis dalam kitab Kong Fou yang ditulis sekitar 2700 Sebelum Masehi. Berbagai gerakan pijat ini diciptakan dari penggabungan antara keahlian, metode medis tradisional, seni bela diri, dan spiritual. Metode pijat China sendiri mengajarkan bahwa penyakit timbul karena ketidakseimbangan energi dalam tubuh. Pijat dianggap mampu mengembalikan keseimbangan energi dengan laju yang harmonis, sehingga tubuh bisa mengembalikan kesehatannya sendiri dengan alami tanpa bantuan obat-obatan. Pijat atau massage juga berkembang di kalangan umat Hindu India. Kitab suci Hindu AyurVeda sudah memperkenalkan pijat sejak 1800 Sebelum Masehi. Selain itu, pijat juga berkembang di Yunani sejak abad 5 Sebelum Masehi. Ada beberapa bukti di Yunani yang menunjukkan bahwa Socrates, Plato, Herodictus sangat menyukai pijatan. Bahkan Hippocrates sang ahli pengobatan Yunani menuliskan dalam bukunya soal pijat. "Pijat mampu melemaskan sendi yang kaku dan menyatukan organ tubuh (patah tulang) melalui gosokan yang kuat," tulis Hippocrates dalam bukunya. Saat itu dia menyarankan ahli pengobatan untuk menguasai teknik pijat demi meringankan penyakit pasiennya. Hippocrates juga menambahkan bahwa seorang dokter harus memiliki keterampilan dalam banyak hal, lebih-lebih dalam menggunakan pijat. Dia bahkan menggunakan istilah anaptripsis untuk mempraktikkan pijat menuju arah jantung. Dinasti kekaisaran Romawi kuno juga percaya pada manfaat pijat untuk kesehatan. Galen, ahli pengobatan Romawi menggunakan teknik untuk me ngobati luka fisik gladiator yang cedera. Dia juga menggunakan terapi pijat ini untuk mengatasi sakit kepala yang diderita Julius Cesar. Di era tersebut, tak semua orang bisa menikmati pijat dan tak semua orang bisa memijat. Oleh karenanya, banyak orang yang tak segan memberi hadiah khusus bagi orang yang bisa memijatnya dengan baik seperti yang dilakukan Pliny, seorang filsuf. Kaisar Hadrianus pernah memberikan hadiah seorang budak pijat kepada serdadunya setelah melihat dia menggosok-gosokkan tubuhnya ke tembok. Kini dalam perkembangannya, pijat ternyata bukan hanya dikenal untuk mengobati berbagai penyakit tapi juga sekadar untuk relaksasi dan kecantikan. Di Indonesia sendiri, pijat juga sudah dikenal sejak zaman dahulu. Bahkan relief abad 8-9 Sebelum Masehi di Candi Borobudur dan Prambanan pun sudah menggambarkan raja dan ratu yang dipijat oleh dayang-dayangnya. Pijat tradisional Indonesia sendiri dipercaya dipengaruhi unsur pengobatan dan penyembuhan dari India dan China. Teknik pijat ini diperkenalkan oleh para pedagang minyak wangi dari India, Arab, dan China yang datang ke Indonesia. Selama kerajaan Majapahit, teknik pijat China berkembang ke arah refleksiologi dan juga akupuntur. Berbagai varian pijat yang dianggap sempurna untuk kesehatan, kecantikan, dan relaksasi pun bermunculan. Pada awal abad 19, Per Henry King menciptakan Swedish Massage yang terkenal. Bisnis pijat di Indonesia Secara naluriah, menginginkan tubuh yang bugar setelah lelah beraktivitas adalah keinganan semua orang. Hal inilah yang lantas mendasari munculnya bisnis pijat di Indonesia. Meski sebenarnya pijat memiliki banyak manfaat, namun masyarakat Indonesia nyatanya lebih paham manfaat pijat sebagai sebuah teknik pemberi relaksasi. Di Indonesia sendiri, bisnis pijat seperti layaknya sebuah tren. Banyak tempat yang seolah menawarkan jasanya untuk memberi pijatan yang menyegarkan tubuh. Berbagai spa dan salon berlomba-lomba menawarkan beragam jenis pijatan dengan iming-iming kesehatan serta kebugaran. Bukan cuma salon dan spa khusus yang menawarkan pijat. Penyedia layanan jasa pijat pun menjamur. Sebut saja beragam panti pijat rumahan kecil yang tersebar di Jakarta, praktik pemijat rumahan, alat pijat di pelataran mal, sampai pijat online. Sebenarnya pijat bisa dilakukan sendiri di rumah, tak harus menggunakan penyedia jasa pijat. Kreativitas bangsa Indonesia menghadirkan sebuah alternatif alat pijat untuk meringankan gejala lelah dan sakit pada area tertentu. Selain menggunakan tangan, beberapa alat pijat tradisional berbahan dasar kayu pun diciptakan dalam beragam bentuk. Misalnya sandal refleksi yang memiliki tonjolan untuk menyentuh titik saraf di kaki, alat pijat roll kaki, alat pijat segitiga, sampai kerikan batok. Seiring zaman dan teknologi yang makin berkembang, pijat kini juga memanfaatkan berbagai teknologi yang ada. Sebut saja kursi pijat listrik, pijat kaki, dan lainnya. Alat-alat tersebut dimanfaatkan sebagai sebuah alternatif pijat ringan yang lebih praktis. Meski demikian, bagi banyak orang, jasa tukang pijat masih tak akan tergantikan oleh adanya alat-alat pijat modern tersebut. Salah satu buktinya adalah masih ramainya panti-panti pijat tuna netra yang mengunggulkan teknik serta pelayanan pijat seluruh tubuh dan juga pijat tradisional seperti milik saya PUDAFAMASS yang berlokasi di JL Vila Santika GG Karun RT 03 RW 04 Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas Depok Jawa Barat. PUDAFAMASS adalah jasa layanan pijat yang ditenagai oleh tenaga pijat tunanetra yang telah berijazah serta bersertifikat DinKes Depok. Melayani konsumen pria dan wanita berusia minimal 10 tahun dan melayani di tempat praktek atau dipanggil. Jika anda membutuhkan layanan pijat dari PUDAFAMASS, anda dapat menghubungi kontak layanan di SMS/Telepon/WhatsApp: 0823-1195-6128.